Superhero tak harus tampan, berwibawa dan berbadan ateletis. Tapi superhero adalah seorang penolong disaat orang lain membutuhkan, dan mungkin saat dia butuh menolong orang. (mungkin..)

Sabtu, 26 Desember 2009

Chapter 6 : Apakah Superhero Bisa Beriklan?

Lengkap sudah apa yang Bayu impikan selama ini. Jadi seorang superhero, memiliki kekuatan super, dan akhirnya memiliki kostum superhero. Ada salah satu alasan mengapa Bayu agak bingung. Kostum yang dia miliki ada yang aneh. tidak seperti yang dia lihat di tipi-tipi. Yep, kebanyakan superhero di tipi berkostum ketat menunjukkan segala bentuk tubuh yang aerodinamis meskipun sebenernya mereka pada mau pamer aurat.

Sekilas kalau dipandang, badan bayu ga bagus kalo dilapisi kostum ketat seperti Spiderman, Superman, atau bahkan Ultraman. Perut buncit cacingan, tapi badan notabene kurus ini bakal lebih pantes jadi lawakan daripada jadi superhero kalo memakai kostum ketat. Yah, mau bagaimana lagi, kostum yang didapat adalah kostum gratisan. tapi dia mencoba untuk tidak kecewa. "Seorang superhero tidak dilihat dari kostumnya, melainkan dari hatinya" kata pak Amin.


***

Pagi ini Bayu mau berangkat ke kampus lebih pagi. Jam 9 pagi. Semangat itu hadir karena masih seneng-senengnya punya kostum baru. Persiapan yang dilakukan sebelum berangkat adalah kancut sakti yang langsung dipakai, setelan kostum yang terdiri dari baju lengan panjang tanpa sayap dan celana panjang, kemudian dilapisi lagi dengan kemeja kotak-kotak dan celana jeans.

Hampir 30 menit Byu mencoba menyamankan diri mengenakan kostum tersebut dan dengan lapisan luar baju biasa. Sepertinya malah menyusahkan luar biasa. Baju terasa jadi ketat karena kostum superhero yang berbahan sama seperti seragam basket memiliki ketebalan lumayan. Apalagi celana yang makin ga bersahabat. Celana jeans yang nyaris ketat dan berlubang ga mampu mengcover celana superhero yang seperti celana training.

"Arrrrggghhh....!!!! Kenapa ga seperti yang kubayangkan sih..??? ribeth amat dah...!!!" teriak Bayu sambil badan dipenuhi keringan dan peluh. Bau parfum sepuluh ribuan jadi kalah dengan bau keringat yang bercucuran.

"Okeh...." kata Bayu sambil menghela nafas sebentar, "Kayaknya baju superhero bisa dipake, tapi celana ntar-ntar aja deh kalo pas ada kejadian kriminal. Jeans ini gak mampu berpartisipasi dalam penyamaran.... assseemmmmm....!!!"

Digulungnya celana superhero dalam koran edisi dua minggu yang lalu. itupun masih bau gorengan.

Well, hari ini sebenernya Bayu ga ada kuliah. Cuma nangkring di kantin aja sambil terus konsen pada keadaan sekitar. Hampir jam 3 sore dan hampir 4 cangkir kopi sudah mengering serta hampir 50.000 rupiah hutang Bayu jika ditambah dengan hutang-hutang seminggu kemaren menumpuk di catatan bu kantin. Belum ada tanda-tanda superhero dibutuhkan.Sempat Bayu berpikir, jika keadaan seperti ini terus menerus dibiarkan, maka dalam satu bulan saja Bayu bisa menghabiskan 300.000 rupiah hanya untuk kopi selama masa penantian. Itu untuk kopi saja dengan asumsi harga kopi per cangkir Rp 2.500,- dan satu bulan 30 hari sekaligus hari minggu dan hari libur nasional yang sudah terhitung. Rp 300.000,- dihabiskan hanya untuk kopi dan menanti sebuah tragedi datang.

Seandainya negara ini memiliki tunjangan hidup dan pensiun untuk seorang superhero meskipun tanpa titel sarjana, alangkah indahnya dunia ini. Dan mungkin superhero juga bisa memakmurkan diri dengan menawarkan iklan terbang kepada produk-produk yang ingin beriklan secara lokal melalui jasa terbang dan sepanduk panjang yang terikat di kaki sang superhero.

Mungkin juga logo superhero bisa dicantumkan dalam produk-produk untuk meningkatkan pemasaran. Tapi apakah logo Kancut cocok untuk produk-produk makanan? sepertinya malah akan mengganggu minat konsumen pada makanan berlogo kancut. Sepertinya logo Kancutman ga bisa diaplikasikan ke produk-produk makanan dan minuman. Mungkin yang paling masuk akal adalah produk kancut itu sendiri. Dengan bintang iklan pria-pria perkasa yang hanya mengenakan kancut saja dan berlagak seperti memiliki keuatan superhero nampaknya bisa meningkatkan penjualan. Tapi bisa-bisa nanti sang superhero dicap Haram oleh lembaga per-haram-an Indonesia karena dianggap sebagai pelopor pria memamerkan aurat dimuka umum meskipun superhero yang sebenarnya tetap memakai baju kumplit dan hanya kancutnya saja yang berada di luar.

Mungkin beberapa produk yang ga bisa diaplikasikan dengan kancut adalah sarung. Sepertinya ga mungkin seorang bintang iklan sarung yang memakai sarung tiba-tiba harus memamerkan kancut yang ada didalamnya hanya untuk menunjukkan bahwa sarung tersebut cap Kancut.�

Yah, akhirnya memang harus diakui bahwa logo kancut gak pantas untuk produk-produk beriklan. Kurang sedap dipandang apalagi jika harus dipajang di papan baliho di tengah-tengah kota. bisa-bisa menimbulkan banyak kasus kecelakaan lalulintas yang disebabkan oleh para wanita yang tidak memperhatikan jalan.

Yah, mau bagaimana lagi. Itulah yang dipikirkan Bayu selama menunggu sebuah tindakan kriminal dan menghabiskan empat cangkir kopi. Uang memang bisa mempengaruhi siapa saja, termasuk seorang Superhero anyaran yang juga bermasalah dengan uang. Akhirnya Bayu pulang ke kostnya sambil memikirkan cara lain untuk bisa standby dari tindakan kriminal tanpa harus menghabiskan uang

Bayu melangkah gontai keluar dari kampus menuju gang sempit diiringi riuh anak-anak yang berlarian menikmati cerahnya sore hari. Wajah Bayu berubah lusuh namun dalam benaknya masih terpikirkan, produk apa yang bisa diberi logo Kancut.