Superhero tak harus tampan, berwibawa dan berbadan ateletis. Tapi superhero adalah seorang penolong disaat orang lain membutuhkan, dan mungkin saat dia butuh menolong orang. (mungkin..)

Kamis, 01 Oktober 2009

Chapter 5 : Masa Penantian

Udah lima hari ini Bayu belingsatan gak ngapain-ngapain. beberapa hari sebelumnya dia udah terbiasa jadi superhero, sekarang jadi manusia superbego lagi. kuliah yang tadinya bisa konsen tapi tetep gak nyantol di otak, sekarang malah gak bisa konsen sama sekali. Ini semua cuma gara-gara satu hal, Bayu penasaran sama kostum superheronya nanti.

Sampai pada hari ke lima ini pak Amin, pemilik The Amins belum ngasih kabar apa-apa tentang kostum superhero tersebut. Bayu harus bener-bener bersabar, mungkin pak Amin memang bener-bener sibuk. 30 setel seragam basket bukan jumlah yang sedikit untuk diselesaikan dalam jangka waktu satu minggu saja. apalagi jika ada request aneh disela-sela kesibukannya.

Hari sudah berganti, dan sekarang sudah hari ke enam. Bayu makin stres gak bisa berpikir apa-apa. banyak sudah kejadian yang ia lalui dan sangat butuh pertolongan seorang superhero tapi ia gak berani keluar dari sarangnya. Bayu gak mau lagi diteriakin maling atau tukang memperkosa orang hanya gara-gara penampilan yang superkacau dengan dandanan yang gak layak disebut sebagai penolong.

Tiba-tiba telepon kost berbunyi dan dibalik telepon tersebut ada suara pak Amin mencari Bayu.

"Halo... Ini Bayu ya?"
"Iya saya sendiri, nyari siapa pak?" kata bayu,
"Ini pak Amin."
"Alhamdulillah... kostum saya sudah jadi pak? kapan saya bisa ambil kostum saya? atau saya segera ke sana pak?" Bayu gak mampu mengontrol rasa bahagianya.
"Halo...halo... Bayu...!!! Ini saya pak Amin, pak Amin yang punya kost-kostan. Kamu bulan ini belom membayar kost lho ya..!! hayo... kapan bakal kamu lunasi? kalo gak mampu melunasi 3 hari lagi, kamu terpaksa angkat kaki dari sini."
"Eh.. anu pak.. iya... besok mungkin lusa saya bayar pak.. masih menunggu kiriman dari bapak.. maap pak ya... maap.."

Ternyata itu telepon dari pak Amin pemilik kost-kostan tempat Bayu tinggal sekarang. Aminudin, nama lengkap dari pak Amin pemilik kost memang terkenal kejam, tapi sebenernya gak terlalu kejam bagi Bayu. Biasanya anak-anak kost yang lain telat satu hari aja sudah digedor-gedor pintunya. tapi ini Bayu sudah terlambat bayar mulai dari dua hari yang lalu dan masih mendapat dispensasi waktu tiga hari lagi.

Oh pak Amin. dimanakah dirimu sekarang? gerutu Bayu. Pak Amin yang dimaksud sekarang adalah pak Amin Sholeh pemilik the Amins.

Hari ke tujuh. Bayu makin cemas lagi. Kabar dari pak Amin the Amins belum juga muncul. Ditambah lagi Bayu juga harus memikirkan bagaimana dia bisa membayar kost-kostan yang udah mulai telat 3 hari, meskipun masih ada tenggat waktu dua hari lagi.

Bayu udah gak sabar. dia mulai ambil tas dan kancut saktinya itu sambil dipakainya sembari berjalan menuju ke the Amins Uniform Expert, tempat dia memesan kostum superheronya itu.

"Selamat sore.. pak Amin ada?" Bayu menyapa salah satu karyawan the Amins,
"Oh, ada. dari siapa ya mas?"
"Saya Bayu. temennya Hendro, ponakan pak Amin."
"Oh, sebentar saya panggilkan pak Amin. Silahkan duduk mas."

Bayu mulai duduk di salah satu sudut sofa berwarna merah tua. sofa lembut yang sudah mulai bolong ini seolah menjadi saksi bisu kesuksesan the Amins dari nol hingga sekarang. Karyawan tersebut datang sambil membawakan secangkir teh untuk Bayu.

"Silahkan diminum mas, sambil nunggu pak Amin. Pak Aminnya sedang mandi."
"Oh, makasih mas."

Selang lima menit kemudian pak Amin keluar dengan penampilan yang segar. dengan baju koko dan sarung berwarna merah tua kotak-kotak membalut badan pak Amin.

"Ehem... kalau kau lihat dari wajahmu, sepertinya kamu sudah gak sabar buat lihat kostum superheromu ya?" kata pak Amin dengan nada berat. kemudian pak Amin duduk jarak setengah meter dari Bayu berada sekarang.

"Benar pak. saya memang sudah menantikan hari ini. saya sudah pengen jadi superhero yang memiliki kostum." bisik Bayu.

"Anak muda jaman sekarang memang mudah sekali di tebak." lanjut pak Amin. Kemudian beliau beranjak berdiri menuju ke sebuah ruangan untuk mengambil sesuatu. Pak Amin keluar dari ruangan tersebut sambil membawa sebuah kantong plastik yang berisi seragam.

"Ini, silahkan dilihat." kata pak Amin.
"Terima kasih pak." Bayu segera membuka kantong plastik tersebut dan berharap mendapatkan seragam superhero yang spektakuler.

"Lah.. ini kan seragam basket pak? Cuma logonya aja ada gambar kancutnya. superhero masak pake seragam tanpa lengan dan celana gedombrangan, apalagi nanti celana pendek ini musti ada di dalam kancut. haduuuhhh...!! tapi maaf pak. ini bener-bener ga cocok untuk seragam superhero saya meskipun saya sangat berterima kasih."

"Kamu ini anak muda yang gak tahu terima kasih. sudah capek-capek saya bikinkan tapi malah ga ada sopan-santunnya kamu..!!" pak Amin mulai naik pitam,

"Bu.. bukan begitu maksud saya pak.. tapi ya sudahlah, mungkin memang belum saatnya saya memakai seragam superhero."

"Ketahuilah anak muda, menjadi seorang pahlawan itu bukan dari penampilannya ataupun dari seragam seperti apa, melainkan dari apa yang ada di dalam hatinya. camkan itu. Pahlawan nasional kita dulu bertempur berjuang untuk merebut kemerdekaan bukan dengan seragam perang ataupun jas mewah, melainkan hanya celana pendek dan sarung serta sebilah bambu. tapi mereka akan tetap terus dikenang karena keikhlasan mereka mempertaruhkan nyawa hanya untuk kemerdekaan anak cucu mereka, anak cucu kita juga."

Bayu hanya terdiam mendengar segala kata-kata pak Amin yang melantangkan wejangan demi kebaikan dirinya. tak terasa setitik air mata menetes dari sudut mata pak Amin.

Dari balik baju pak Amin dikeluarkan lagi sebungkus pakaian dan diserahkannya kepada Bayu.

"Ini seragam superheromu nak, semoga kelak kamu benar-benar menjadi pahlawan bagi orang-orang di sekitarmu, juga menjadi pahlawan bagi negaramu."

Sebuah kostum superhero yang Bayu idam-idamkan akhirnya benar-benar terwujud. Seragam lengan panjang berwarna putih dengan garis merah di beberapa bagiannya menjadikan seragam tersebut sangat indah, sangat patriotik, dan sangat suci seperti keikhlasan membantu orang yang akan diselamatkannya nanti.

"Jadilah superhero dengan hati yang bersih, tanpa berharap pamrih sedikitpun."
"Terima kasih pak Amin, terima kasih...!!!" sambil berderaian air mata, Bayu segera memeluk pak Amin karena tak sanggup lagi Bayu berkata-kata.

"Pulanglah, jadilah engkau pahlawan untuk negeri ini."

Kemudian Bayu membawa pulang kostum tersebut tanpa membayar sepeserpun kepada pak Amin. sebelum dia sempat meninggalkan halaman rumah pak Amin, tiba-tiba salah seorang karyawan tadi datang menghampiri Bayu.

"Mas.. sebenernya kami gak jadi dapat orderan seragam basket." kata orang tersebut,

"Loh kenapa? bukankah tadi aku lihat ada seragam basket?"

"Itu adalah seragam basket yang gagal, entah apa yang pak Amin pikirkan, tapi gara-gara pikiran itu semua seragam basket diberinya logo celana dalam. itu yang membuat client kami membatalkan pemesanan pada hari H pengambilan."

"Kok bisa? lalu kenapa mas cerita ke saya?" Bayu mulai berpikir, jangan-jangan rahasia superheronya bocor ke karyawan tersebut.

"Soalnya dari kemaren yang dibicarakan cuma nama mas Bayu saja. trus saya tanya lagi siapa sebenernya mas Bayu itu. beliau menjawab bocah kancut yang mengaku-ngaku punya kekuatan super. kasihan bapak, mungkin memang sudah waktunya untuk pensiun mengerjakan pakaian seragam seperti ini. dan mas bilang tadi namanya mas Bayu, apa mungkin yang dimaksud bapak adalah mas?"

"Oh.. memang nama saya Bayu, tapi mungkin bukan saya mas. wong saya ini cuma manusia biasa." jawab Bayu lega.

"Oh, kalau gitu maafkan saya mas. saya tadi berpikir jangan-jangan mas yang bikin bapak seperti ini. dan saya harap jangan ada yang tahu soal gagalnya transaksi tadi ya mas, saya takut semua pada tahu dan enggan untuk memesan seragam di tempat kami."

"Oh, pasti mas. saya juga berhutang banyak kok sama pak Amin. saya pasti jaga rahasia itu."

Bayu segera pulang ke kost setelah pamit ke karyawan tersebut. Hari ini masalah kostum superhero telah selesai. perasaan Bayu sudah sangat lega karena ia telah bisa menjadi seorang superhero lengkap dengan kostumnya. tinggal memikirkan bagaimana ia mendapatkan uang untuk membayar biaya sewa kost bulan ini. "semoga bapak segera mengirimkan uang untuk bayar kost," kata Bayu dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar